Medan – Tidak hanya sekadar mengeluarkan instruksi dan kebijakan, Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam menjalankan program kebersihan juga memperkuat edukasi kepada masyarakat. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, sekaligus memacu serta mendorong kecamatan lain untuk mengikuti konsep kawasan bersih yang telah dicanangkan lewat Surat Keputusan (SK) Wali Kota Medan No. 658.5/31.K/VIII/2021 tentang Lokasi Percontohan Kawasan Bebas Bersih di Kota Medan Tahun 2021.Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan Bobby Nasution menjadi penggerak bagi kecamatan lain untuk mewujudkan kawasan bersih dengan rutin bergotong royong. Selain itu partisipasi dan kesadaran masyarakat juga meningkat, salah satunya yang ditunjukkan warga Kampung Sejahtera dengan membentuk Tim Patroli Sungai (TPS) yang diinisiasi Perkumpulan Pemuda Pemudi Kampung Sejahtera (P3KS). Kehadiran TPS ini sangat membantu Pemko Medan yang saat ini tengah fokus melakukan pembersihan dan penataan sungai.
Bobby Nasution menyampaikan apresiasinya atas terbentuknya TPS, sebab sebagai bukti bahwa masyarakat secara sadar telah memahami akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekaligus wujud dukungan terhadap suksesi program Kawasan Bersih yang dicanangkan. Untuk itu, Bobby Nasution mengajak semua pihak untuk berkolaborasi, termasuk dalam penataan sungai sehingga dapat mempercepat program pemerintah ke depannya.
“Kegiatan yang dilakukan P3KS dengan membentuk TPS membuktikan peran masyarakat sudah mulai aktif, bahkan masyarakat di sini sendiri yang meminta pemerintah untuk langsung masuk ke salah satu lokasi yang selama ini dikenal dengan pandangan kurang baik,” kata Bobby Nasution dalam kegiatan Aksi Peduli Sungai di Kampung Sejahtera, Medan Petisah, baru-baru ini.
Diungkapkan Bobby Nasution, masyarakat berharap agar Pemko Medan ikut mengubah image kurang baik menjadi baik sekaligus mensejahterakan kehidupan mereka dari sisi ekonomi. “Kita (Pemko Medan) akan mensupport apa yang menjadi masukan masyarakat, termasuk dari P3KS,” imbuh Bobby Nasution.
Sementara itu, Ketua P3KS Aminurasid mengaku berbagai kegiatan, upaya dan inisiasi yang dilakukan untuk mendukung sekaligus sejalan dengan semangat Bobby Nasution untuk mewujudkan kebersihan, termasuk kebersihan sungai. Apalagi, masyarakat juga antusias untuk mensukseskan program tersebut yang dibuktikan dengan selalu melakukan gotong royong setiap akhir pekan.
“Di samping itu, sesuai namanya, selama ini cita-cita masyarakat adalah untuk menjadikan warga di sini sejahtera dari segi ekonomi. Untuk itu, kami berharap Pak Wali dapat mewujudkan mimpi masyarakat sehingga perekonomian keluarga dapat meningkat dan lebih baik lagi,” bilang Rasid.
Di tempat terpisah, mantan aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bambang Antariksa SH MH menilai, edukasi terhadap masyarakat dalam mengatasi sampah sudah tepat. Sebab, terang Bambang, permasalahan sampah tidak mungkin akan sukses jika hanya dilimpahkan tanggung jawabnya kepada Pemko Medan saja.
“Mesti dilakukan dalam suatu sistem. Artinya, mulai dari regulasi, aparatur pemerintah dan warga, semuanya harus berjalan dalam suatu sistem yang saling terkait dan mendukung. Tidak akan berhasil tanpa saling dukung satu sama lain,” ungkap Bambang.
Selain itu, sambungnya, edukasi kepada masyarakat harus terus dilakukan. Melalui edukasi akan timbul pemahaman. Jika masyarakat sudah paham, otomatis akan sepakat untuk ikut terlibat dan mendukung program Wali Kota terkait program kebersihan. “Terbukti, muncul inisiatif warga membentuk tim patroli sungai. Ini yang mesti terus dikembangkan oleh Pak Wali Kota,” tambah pria yang juga seorang advokat tersebut.
Disinggung tentang kecamatan lain yang mengikuti konsep kawasan bersih, Bambang mengaku seluruh kecamatan, kelurahan hingga level lingkungan sudah sepatutnya mendukung program kawasan bersih tersebut. Paling tidak, imbuhnya, dapat dimulai secara bertahap untuk wilayah dalam kecamatan tertentu, kemudian ditingkatkan hingga ke level kelurahan hingga lingkungan.
“Pendekatan secara bertahap dan cluster ini realistis dan logis. Tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang sama untuk seluruh wilayah Kota Medan secara sekaligus. Yang penting, program ini disusun melalui perencanaan yang matang dalam suatu blue print kawasan bersih Kota Medan,” sambungnya.
Selanjutnya, blue print itulah yang kemudian dilaksanakan, dimonitoring dan dievaluasi, termasuk tujuan yang hendak dicapai, strategi, regulasi, aparatur yang terlibat, pelibatan warga, sarana prasarana, anggaran biaya, jangka waktu serta ukuran keberhasilannya.
“Jika hal ini dapat dicapai, maka bukan tidak mungkin, akan tercipta kawasan bersih untuk seluruh Kota Medan di suatu hari nanti, bukan hanya beberapa wilayah dalam kecamatan saja,” pungkas kandidat doktor hukum USU tersebut.(Sr)
Komentar