Penulis :Zulkifli Tanjung, Jurnalis di Medan
Brigjen (Pol) Dadang Hartanto.
Saya mengenal beliau lebih satu dasawarsa. Jauh sebelum bertugas di Medan. Ini catatan tentangnya.
Dadang Hartanto sejatinya jenderal merdeka dari jerat megalomania. Itu klop dengan arti namanya. Dia bukan ‘pengidap kebesaran’. Baginya, jabatan alat mendekatkan diri pada Tuhannya. Melakukan introspeksi diri menuju taubatan nasuha.
Santun, sederhana, murah hati, tegas. Itulah karakternya. Dadang memang bukan polisi biasa. Bersuara lembut dan ringan tangan menolong menjadikannya sosok polisi dirindu.
Ironinya, sosok polisi langka itu segera meninggalkan Sumut. Brigjen Dadang mendapat penugasan di tempat baru.
Saya salah satu yang nyaris meneteskan air mata begitu mengetahui telegram pergantian jenderal lama menjadi staf sejumlah Kapolri itu, Sumut kembali kehilangan satu orang baik, meski tidak selamanya.
Sebagai warga Sumut yang lama menjalin persahabatan, kepergian mantan Kapolrestabes Medan ini cukup menyesakkan dada. Rasanya, tak kuasa melepas kepergian orang baik itu -meski tak jauh.
Salah satu yang meneteskan air mata mendengar perpindahan Brigjen Dadang adalah Marlia Sari. Ini ibu rumah tangga yang sehari-hari berdagang lontong di Medan. Marlia langsung terisak saban menceritakan kebaikan Brigjen Dadang. Itu karena sang jenderal memfasilitasi beasiswa pendidikan anaknya ke Turki. Kalau bukan karena kebaikan Brigjen Dadang, Marlia mengaku tak bisa membayangkan nasib anaknya kini.
“Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan bapak itu. Bapak itu sosok polisi paling sempurna yang pernah saya lihat. Dengan suara lembut, beliau sangat pemurah. Saat mendengar keluhan saya, beliau langsung menyatakan akan membantu biaya anak saya,” kenang wanita ditinggal wafat suami itu.
Marlia adalah satu dari barusan orang yang selalu menyebut kebaikan jenderal rajin sholat Subuh berjamaah ini. Selama memimpin Polrestabes Medan, nyaris tak ada masjid yang tak dikunjungi Dadang guna melaksanakan Subuh berjamaah.
Sekali lagi, sungguh mengejutkan telegram Kapolri yang memindahkan jenderal ini dari Sumut. Pun begitu, saya yakin, kepindahan jenderal ini untuk mengukir prestasi yang lebih gemilang. Selamat bertugas di tempat yang baru, Jenderal Merdeka. Teruslah merdeka. Doa kami menyertaimu… (am)
Komentar