Pengukuhan BAAS ini dimaksudkan agar penanganan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu Panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak ini berjalan maksimal lewat perhatian dan pendampingan kepada masing-masing anak penderita stunting. Apalagi Bobby Nasution juga telah menginstruksikan agar seluruh pimpinan OPD yang menjadi bapak asuh menyisihkan Rp.500.000 setiap bulannya untuk bantuan asupan nutrisi dan gizi kepada anak penderita stunting tersebut.
“Bantuan akan diberikan melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Medan dalam bentuk makanan. Mudah-mudahan hal ini bisa efektif kami lakukan. Laporkan setiap bulannya kepada orang tua asuhnya ya Bu, sehingga terlihat perkembangan anak stunting yang mereka bina. Ini akan direport selama 6 bulan,” kata Bobby Nasution di hadapan masyarakat yang anaknya menderita stunting baru-baru ini.
Tidak itu saja, bahkan, Bobby Nadution juga mengungkapkan, apabila dalam 6 bulan sudah keluar dari kategori stunting, selain asupan nutrisi, Pemko Medan juga akan memberikan bantuan ekonomi kepada orang tuanya dan pengetahuan sehingga apabila masih berkeinginan memiliki anak, mereka dapat mencegah sehingga tidak terkena stunting.
Lusty Ro Manna Malau pendiri komunitas Perempuan, Hari Ini Kota Medan menyampaikan apresiasi atas kepedulian dan kerja keras Bobby Nasution dalam menangani dan mengangkat stunting sebagai persoalan penting yang harus segera diselesaikan, termasuk dengan program BAAS. Langkah yang dilakukan ayah tiga anak itu dinilai menurunkan angka stunting.
Meski angka stunting turun, namun Lusty berharap agar Pemko Medan harus tetap melakukan upaya pencegahan sehingga ke depannya stunting tidak lagi menjadi masalah di masyarakat urban. “Jika keberhasilan dalam penanganan stunting ingin mencapai optimal, maka dana yang dianggarkan perlu dialokasi kan dalam bentuk edukasi kepada orang tua secara rutin. Lalu, kaderisasi dan edukasi anggota posyandu serta dukungan dana pada puskesmas serta posyandu dalam melayani ibu dan anak juga perlu dilakukan,” bilang Lusty.
Pendiri komunitas yang menjadi wadah berbagi, belajar dan berdiskusi untuk perempuan muda di Kota Medan ini pun selanjutnya menambahkan, jika memungkin kan, perlu dilakukan pemantauan rutin terhadap posyandu-posyandu yang ada dengan mengaktifkan kembali layanan timbangan rutin pada bayi dan balita.
“Selain itu, konsultasi ibu, tips Makanan Pengganti Air Susu Ibu (MPASI) yang ramah gender serta pengisian kartu rutin catatan kesehatan bagi ibu yang memiliki anak. Artinya, upaya pencegahan perlu diperkuat,” ujarnya menyarankan.-(Sr)
Komentar