Medan (klikmedan.id)
Banyak terobosan yang telah dilakukan Bobby Nasution dalam 100 hari kepemimpinannya sebagai Wali Kota Medan dalam bidang kesehatan, terutama penanganan pandemi Covid-19 di Kota Medan. Hal itu dilakukan karena sektor kokesehatan merupakan salah satu program prioritas utama yang harus diselesaikan, terkhusus mengatasi virus Corona yang sudah setahun lebih menerpa. Tidak hanya ancaman bagi kesehatan, virus mematikan itu pun terus meluas hingga meluluhlantakkan sektor pekonomian. Oleh karenanya Bobby Nasution pun langsung bergerak cepat untuk mengatasi penyebaran Covid-19 tersebut.
Guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, salah satunya dengan membentuk kekebalan komunitas (herd immunity) melalui vaksinasi. Dengan penyuntikan vaksin yang dilakukan, maka orang yang telah divaksin akan memiliki kekebalan, sehingga Covid-19 tidak akan menyebar atau menular kepada orang yang telah memiliki kekebalan. Tentunya, penyebaran Covid-19 dapat dikurangi atau diatasi.
Sebagai upaya membentuk herd imunity tersebut, Bobby Nasution telah berhasil melaksanakan vaksinasi dengan capaian 41,66 % dari target 547.330 orang, artinya realisasi yang dicapai sebanyak 228.006 orang berdasarkan data 3 Juni 2021. Dari jumlah tersebut, tenaga kesehatan yang telah divaksinasi sebanyak 93,04% (target 26.376 orang), lansia 24,40% (target 263.233 orang) dan pelayan publik 54,03% (257.721 orang).
Selanjutnya untuk mendorong percepatan program vaksinasi, Bobby Nasution juga membangun kolaborasi dengan pihak swasta, salah satunya melalui vaksinasi massal drive thru selama 2 bulan yang dimulai 7 April 2021. Dalam kolaborasi tersebut, Pemko Medan menyediakan 60.000 dosin vaksin dengan target 1.000 dosin/hari. Kemudian kolaborasi juga dilakukan dengan Poldasu, Kodam I/BB, BUMN, Halodoc, Gojek, Danone, Alliaz menggelar vaksinasi massal di eks Bandara Polonia dengan menyediakan vaksin sebanyak 5.000 dosis dengan target 1.000 dosis/hari.
“Untuk mencapai target vaksin tersebut, kita harus terus mengajak masyarakat untuk mengikuti vaksinasi massal yang telah disediakan. Karenanya, saya juga mengajak teman-teman media untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat agar mau mengikuti vaksinasi guna membentuk herd immunity tersebut,” kata Wali Kota ketika membuka vaksinasasi massal di Eks Bandara Polonia Medan beberapa hari lalu.
Tidak hanya melalui vaksinasi, Bobby Nasution juga memutuskan dilakukannya isolasi lingkungan di Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor dan Lingkungan X, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang. Isolasi lingkungan dilakukan setelah lebih dari 5 rumah di kedua lingkungan itu warganya positif terkonfirmasi Covid-19. Isolasi lingkungan dilakukan selama 6 hari mulai pukul 19.00 – 06.00 WIB. Sedangkan bagi warga yang positif terkonfirmasi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah, Pemko Medan memberikan bantuan makan untuk sarapan, makan siang dan makan malam, serta tambahan vitamin yang dibutuhkan.
Hasil sosialisasi lingkungan yang dilakukan ternyata cukup efektif. Setelah 6 hari melakukan isolasi lingkungan dan warga yang positif terkonfirmasi Covid-19 diisolasi mandiri di rumahnya, Pemko Medan selanjutnya melakukan tracing dan diikuti dengan swab antigen bekerjasama dengan RS Royal Prima di Lingkungan II, kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor. Hasilnya dari 14 warga yang sebelumnya terkonfirmasi positif Covid-19 dari 5 rumah di lingkungan tersebut, kini tinggal hanya 5 orang yang masih positif . Di samping itu Bobby Nasution juga menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro, terus mengajak masyarakat untuk disiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya yang dilakukan Bobby Nasution dalam menangani pandemi Covid-19 mendapat apresiasi Dr dr Delyuzar M Ked (PA) Sp PA(K) selaku pengamat kesehatan. Dikatakannya, langkah-langkah yang telah dilakukan orang nomor satu di Pemko Medan itu dinilainya cukup baik dan sudah on the track sehingga harus didukung penuh. Sebab, penanganan Covid-19 tidak bisa dilakukan Pemko Medan sendiri, harus mendapat dukungan penuh dari semua pihak.
“Langkah-langkah yang dilakukan Wali Kota dalam 100 hari kerjanya untuk menangani Covid-19 sudah cukup bagus dan harus diapresiasi. Kemudian langkah itu harus diikuti dengan pengawasan penerapan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat dan tidak boleh mengendur sedikit pun sampai tingkat lingkungan. Ingat, pandemi Covid-19 tidak akan berakhir jika penanganannya hanya dilakukan dari hulu saja,” kata Delyuzar.
Diungkapkan pria yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Indonesia ini, berdasarkan amatan yang dilakukan, penerapan prokes saat ini sedikit mengendur, terutama di sektor usaha. Tidak sedikit kegiatan usaha yang kini mengabaikan, ungkapnya,sehingga tidak melengkapi fasilitas prokes, seperti wastafel untuk mencuci tangan sehingga rentan memicu terjadinya penularan Covid-19 tersebut. “Jadi, tingkatkan terus monitoring!” tegasnya.
Delyuzar selanjutnya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Bobby Nasution dalam membentuk herd immunity dengan melaksanakan vaksinasi. Apalagi dalam melakukan vaksinasi tersebut, jelasnya, Pemko Medan melibatkan berbagai stakeholder maupun dunia usaha. Namun keberhasilan vaksinasi, kata Delyuzar, bisa terwujud jika mampu meningkatkan trust (kepercayaan) di tengah masyarakat akan pentingnya vaksinasi yang dilakukan tersebut. Salah satunya, terangnya, terus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Saat ini hoax berseliweran dimana-mana terkait vaksin yang dilakukan. Kondisi itu membuat masyarakat enggan dan takut mengikusi vaksinasi yang dilakukan. Untuk itu Pemko Medan harus melibatkan semua pihak, termasuk tokoh masyarakat dan agama untuk mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya vaksinasi yang dilakukan, sehingga meningkat trust di tengah masyarakat. Kita ingatkan masyarakat, Covid-19 benar-benar kejadian nyata,” ungkapnya.(Sr/k)
Komentar