klikmedan.id || Medan.
Pemko Medan melalui organisasi perangkat derah (OPD) terkait terus melakukan evaluasi dan meng-update data kasus Covid-19 yang terjadi di Kota Medan setiap harinya. Langkah itu dilakukan untuk menghindari terjadinya selisih data kasus aktif, sehingga penanganan yang dilakukan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona lebih maksimal. Di samping itu Pemko Medan juga telah melakukan pemutakhiran data dengan Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprov Sumut) sehingga data yang dihasilkan sesuai. Data itu kemudian dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk selanjutnya diteruskan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian).
“Kemarin kita sudah rapat dengan Pemprov Sumut dan telah melaku kan perbaikan datanya. Jadi kasus aktif kita (Pemko Medan) hari ini 1.500 dari sebelumnya 7.077 kasus. Kita juga sudah koordinasi dan berbicara tentang pendataan, juga sudah oke. Tinggal dilaporkan saja kepada Kemenkes. Selanjutnya, Kemenkes akan meneruskannya kepada Kemenko Perekonomian,” kata Bobby Nasution saat doorstop dengan wartawan beberapa hari lalu.
Berdasarkan data yang ada, jelas Bobby Nasution, kasus Covid-19 sudah turun di Kota Medan. Ditambah lagi dengan penjelasan dari Kemenko Perekonomian disebutkan, ungkapnya, kasus aktif Covid-19 sudah turun. “Mudah-mudahan Kota Medan bisa turun ke Level 3 ataupun Level 2, kita tunggulah,” jelasnya.
Walikota Medan Bobby Nasution selanjutnya mengungkapkan, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, semua fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada di Kota Medan harus melaporkan langsung jumlah kasus aktif ke Pemko Medan. Untuk itu, Bobby minta kepada seluruh pihak faskes agar proaktif memberikan data. Sebab, data ini sangat penting dan untuk menjadi bahan dalam melaku kan penanganan selanjutnya.
“Selama ini kita yang menelpon setiap jam 15.00 WIB setiap harinya, kalau gak ditelepon gak di laporkan data itu. Sementara jumlah laboratorium kita disini hampir 21, kalau kita telepon satu satu satu, kan repot juga,” ungkapnya.
Sementara itu perkembangan konfirmasi Covid-19 di Kota Medan terus mengalami penurunan dalam kurun waktu tiga hari terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan pada 13 September 2021, kasus aktif covid-19 sebanyak 1.651 kasus, sedangkan 14 September 2021 kasus aktif covid-19 mengalami penurunan jumlah kasus sebanyak 79 kasus sehingga menjadi 1.572 kasus. Penurunan kembali terjadi pada 15 September 2021, penurunan yang terjadi sebanyak 70 kasus sehingga kasus aktif Covid-19 menjadi 1.502 kasus.
Penurunan kasus aktif ini juga selaras dengan semakin meningkatnya kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Medan. Tertanggal 14 September 2021, pasien yang sembuh sebanyak 238 orang, selang sehari kemudian, 15 September 2021, pasien sembuh sebanyak 183 pasien. Sementara itu untuk data terkait pasien yang dirawat di rumah sakit hingga 15 September 2021 tercatat sebanyak 390 orang. Lalu, pasien yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.057 orang, sedangkan pasien yang menjalani isolasi di lokasi isolasi terpusat (isoter) sebanyak 55 orang.
Upaya Bobby Nasution yang terus memperkuat pendataan Covid-19 di Kota Medan dinilai sangat positif pengamat kesehatan dari Universitas Sumatera Utara (USU) Dr dr Delyuzar M Ked(PA) SpPA(K). “Data itu sangat perlu untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya dan strategi apa yang dilakukan ke depannya dalam menangani Covid-19. Jadi, data itu harus klop sehingga tidak terjadi perselisihan. Pemko Medan harus selalu dan terus memperkuat data yang ada,” kata Delyuzar.
Selanjutnya, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Medan berharap agar Pemko Medan harus terus aktif melaporkan data jumlah perkembangan konfirmasi Covid-19 dan data yang dilaporkan telah diverifikasi. Delyuzar menilai, terjadinya perselisihan data ini bisa saja terjadi karena standar dan indikatornya berbeda. Jika indikatornya sama, jelasnya, tentu angka kumulatif di Sumut dan Kota Medan sama.
“Update data dengan benar. Sebab, data ini nantinya yang dilihat masyarakat sehingga mereka lebih awas dalam menyikapi jumlah kasus aktif. Apabila data menunjukkan terjadinya penurunan, harus disertai dengan infomrasi dan imbauan agar tidak boleh abai protokol kesehatan (prokes). Jika kita abai dan melonggarkan prokes, takutnya akan terjadi kenaikan kembali. Itu harus ada di dalam pemberian informasi data,” sarannya.(Sr)
Komentar