Medan || Nilai seni dan budaya bukanlah kekayaan yang bisa diwariskan secara genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perlu upaya keras untuk mewariskannya kepada generasi muda. Demikian disampaikan Kadis Kebudayaan Medan O.K. Zulfi diwakili Sekretaris Yulinar pada pembukaan kegiatan pementasan teater “Misteri Buluh Perindu” Lembaga Kesenian Deli Company, Sabtu (17/9) malam di Avros Park Medan.
Dalam pementasan yang mengolaborasikan aktris maupun aktor pengalaman dengan pelajar dari berbagai tingkatan itu, dia juga mengatakan, seni dapat menjadi suatu wadah untuk mengembangkan bakat, karakter dan kepribadian yang kuat, jujur dan kompetitif dalam mengarungi kehidupan.
Dia menyampaikan, selain merupakan pengobat kerinduan pergelaran kesenian berkualitas, pementasan ini diharapkan menjadi kemajuan bagi aktivitas kesenian di Medan.
Naskah drama kolosal yang ditulis Ahmad Badren Siregar ini digarap sutradara M. Raudah Jambak dengan mengolaborasikan permainan aktris/aktor Ririn Prabuwati dan Ibnu Hajar dengan puluhan pemain berbakat, mulai dari siswa PAUD, SD, SMP, SMA, hingga mahasiswa. Pementasan ini berhasil memberikan hiburan sekaligus memberikan pesan kekuatan kearifan lokal dalam mengatasi persoalan sosial, politik dan budaya era digital saat ini.
Pementasan kolosal Sanggar Deli Company yang didukung Pemko Medan melalui Dinas Kebudayaan ini dibuka dengan adegan anak-anak yang larut dalam game di ponsel pintarnya. Datuk Pencerita merasa kesal sekaligus prihatin dan hendak memberikan petuah melalui dongeng masa lampau yang berkisah tentang keuletan Kerajaan Buluh Perindu menghadapi serangan kerajaan-kerajaan lain. Awalnya anak-anak tersebut merasa tidak dekat dengan kisah lampau itu. Mereka tidak tertarik. Datuk Pencerita pun mengubah strategi dan beradaptasi serta memanfaatkan dunia digital untuk menyampaikan pesan-pesan kearifan masa lampau.
Penataan panggung, cahaya, suara dan musik, rias serta busana yang apik dan menarik cukup mendukung permainan sekaligus memperkuat pergelaran yang berdurasi lebih kurang satu jam itu. Seluruh pelajar binaan seniman juga pendidik Ririn Prabuwati ini bermain tanpa beban. Dengan karakter masing-masing peran, para pelajar dari berbagai tingkatan ini berhasil mengundang decak kagum juga tawa geli penonton.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Kesenian Deli Company, Ahmad Badren Siregar, mengungkapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan Pemko Medan pada pementasan ini. Selain melaksanakan program kerja dan memberikan hiburan serta pesan-pesan kebaikan, pementasan ini juga bertujuan membina dan mengembangkan kreativitas anak dan remaja di bidang seni teater.
“Para pelajar ini sengaja kita kolaborasikan dengan para aktor dan aktris berpengalaman seperti Ririn Prabuwati dan Ibnu Hajar. Proses latihan hingga pementasan ini diharapkan memberikan kontribusi bagi kemajuan dan kesinambungan perkembangan teater di kota ini,” ungkapnya.
Badren menambahkan, Lembaga Lembaga Kesenian Deli Company juga mengkolaborasi kan seni tari, musik tradisi dan modern, sastra dan teater dalam setiap pertunjukan. Hal ini untuk memberikan tunjuk ajar kepada generasi muda tentang kekayaan budaya yg dimiliki oleh kota Medan.
“Terima kasih kami ucapkan pada Pemko Medan, kepada sutradara, aktor, aktris dan seluruh pendukung pementasan ini. Setelah beberapa tahun pentas virtual, akhirnya waktu yang dinantikan pun telah tiba. Kami kini bisa mempersembahkan pementasan secara luring. Semoga tontonan ini tidak hanya menjadi sekedar hiburan semata namun juga bisa memberikan tuntunan yang baik untuk generasi muda,” tutup Badren.-(Sr)
Komentar