Kolaborasi BP3MI Sumut dan SMSI Medan, Dorong Pekerja Migran Tingkatkan Skill Berbahasa

MEDAN — Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) menyambut positif kolaborasi dan kerjasama dengan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Medan. Pekerja Indonesia terkhusus di wilayah Sumut, mesti diedukasi dalam hal peningkatan sumber daya manusia agar mampu bersaing kerja di luar negeri.

Kepala BP3MI Sumut, Harold Hamonangan, mengakui peran media siber atau online di era digitalisasi dewasa ini, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam memberikan informasi kepada masyarakat hingga pelosok negeri.

“Mengingat sekarang ini semua informasi maupun berita dapat kita peroleh lewat smartphone, di mana pun dan kapan pun gampang diakses. Tentu kami menyambut baik kehadiran pengurus SMSI Kota Medan periode 2024-2027 ini,” ujar Harold melalui Kasubbag Tata Usaha, Rudolf Simanjuntak didampingi Nanda Evaulina Manurung saat menerima audiensi calon pengurus SMSI Kota Medan periode 2024-2027 di kantor BP3MI Sumut, Jalan Pendidikan Desa Marindal I, Deli Serdang, Jumat (4/10/2024).

Hadir calon-calon pengurus seperti Ketua SMSI Medan, Irwan Sahat Manalu, sekretaris  Pran Hasibuan, bendahara Zulfahmi dan anggota Amsari.

Diinformasikan bahwa sejak Mei 2024, Kerajaan Malaysia telah membatasi pekerja migran utamanya dari Indonesia untuk mencari nafkah di negeri jiran. Alasannya, banyak pabrik dan perusahaan yang bangkrut sehingga memutus hubungan kerja dengan jumlah signifikan.

“Sangat berdampak sekali kepada kita. Di tengah kondisi sulitnya lapangan pekerjaan di negeri sendiri, Malaysia justru menutup kran pekerja Indonesia masuk ke negara mereka. Perusahaan maupun pabrik-pabrik di sana banyak yang tutup dampak pandemi dan kondisi perekonomian global,” ujar Rudolf.

Lazimnya sebanyak seribuan pekerja asal Indonesia lewat BP3MI dikirim ke negeri jiran, namun kini jumlahnya turun signifikan dampak pembatasan tersebut.

“Seperti di September kemarin, kita BP3MI Sumut hanya mengirimkan 52 pekerja saja ke Malaysia. Kalau untuk tujuan lain seperti Jepang, itukan hanya setahun sekali lewat Forum G2G dan itu sangat terbatas. Harapannya tujuan ke Korea dan Kanada dapat diakses pekerja kita namun terkendala skil berbahasa warga kita,” ujarnya seraya menyebut bahwa selama ini pihaknya sudah menjalin kemitraan dengan media massa dalam membantu program kerja mereka.

Pihaknya pun berharap lewat kerjasama dengan SMSI Medan ke depan, dapat memberikan warna berupa pencerahan dan motivasi kepada pekerja Indonesia terkhusus di Sumut untuk meningkatkan kualitas SDM seperti halnya kemampuan berbahasa selain bahasa Inggris.

“Kita kalah dengan India sekarang ini. Mereka lebih kompeten berbahasa Kanada dan Korea sehingga gampang diterima bekerja di negara tersebut. Harapannya lewat kolaborasi dengan teman-teman SMSI nantinya mampu menggerakkan dan memotivasi para pekerja kita agar dapat bersaing kerja di luar negeri,” katanya.

Rudolf Simanjuntak juga menyampaikan, secara tugas pokok dan fungsi BP3MI lebih banyak mengurusi pekerja migran ilegal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka utamanya kerap bermasalah di Imigrasi lalu dideportasi lantaran tak mendapat izin yang disyaratkan.

“Pada intinya sesuai slogan kami, bahwa BP3MI melindungi PMI dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sebagaimana pula pembukaan UUD 45 kita, kalau semua warga negara harus dilindungi dan diayomi sehingga ketika bermasalah mau dia ilegal pun, harus kita lindungi mereka,” pungkasnya.

Irwan Manalu sebelumnya menyampaikan tujuan audiensi mereka ke BP3MI untuk bersilaturahmi dan mengenalkan calon pengurus SMSI Kota Medan. Pihaknya siap berkolaborasi dengan BP3MI dalam hal mendukung program kerja instansi tersebut.

“Kami sekaligus menyampaikan pelantikan pengurus SMSI Kota Medan periode 2024-2027 pada 12 Oktober mendatang, serta kesempatan ini ingin mengundang kepala BP3MI Sumut untuk hadir dalam pelantikan nantinya,” ujarnya. (km).

Komentar