Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumut, Pj Gubernur Agus Fatoni Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

MEDAN – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Agus Fatoni mengajak masyarakat, khususnya Sumatera Utara untuk menggunakan produk lokal guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini disampaikannya dalam acara Pagelaran Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2024 di Istana Maimon, Medan, Rabu (3/7/2024).

“Saya sangat senang dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya UMKM untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara luas. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara menyambut baik berbagai inisiatif untuk percepatan pengembangan UMKM dan pariwisata dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut,” kata Fatoni.

Menurut Fatoni melalui Gernas BBI dan GBBWI 2024 dapat mendorong semangat para pelaku UMKM untuk terus berkembang dan berinovasi. Saat ini, jumlah UMKM di Sumut tercatat sebanyak 1,16 juta yang mampu menyerap 80% tenaga kerja. Dari jumlah tersebut sebanyak 98,9% merupakan usaha mikro dan kecil, sedangkan usaha menengah dan besar hanya sebanyak 1,1%.

Melalui pagelaran KKSU ini, Fatoni mengimbau para pelaku UMKM untuk dapat melakukan transformasi dan inovasi usaha. Salah satu caranya dengan memanfaatkan media sosial, e-Commerce dan website sebagai sarana utama pemasaran dikarenakan sejalan dengan adaptasi kehidupan normal yang baru.

Selanjutnya menguatkan sinergi dan kolaborasi antar-pelaku dan pendukung UMKM dalam berbagai bentuk dari proses produksi, permodalan, maupun pemasaran. Fatoni juga menyarankan pelaku UMKM agar mengoptimalkan transaksi penjualan menggunakan alternatif sistem pembayaran tanpa sentuhan dengan menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS).

“Kami dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, melalui Dinas Koperasi dan UKM tahun 2024 ini juga mengadakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kewirausahaan dan juga peningkatan daya saing UKM melalui kegiatan, seperti berbagai pelaksanaan inkubator bisnis, fasilitasi pameran dan galeri produk UMKM, pelatihan peningkatan produk UMKM dan branding produk, yang akan memberikan dampak yang lebih signifikan bagi perkembangan seluruh UMKM di Sumut,” jelas Fatoni.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan kegiatan ini merupakan wujud komitmen memperkuat ekonomi dan investasi di daerah melalui kegiatan UMKM dan bisnis, serta promosi proyek investasi strategis di Sumut.

Pelaksanaan Gernas BBI dan GBBWI merupakan momentum untuk memperkuat UMKM dan mengubah pola pikir masyarakat untuk cinta dan bangga akan produk Indonesia. Menurutnya, mencintai produk Indonesia saja tidaklah cukup, maka itu diperlukan langkah-langkah strategis dalam menghadapi persaingan produk UMKM yang semakin ketat, salah satu caranya seperti menggunakan produk lokal buatan UMKM.

Upaya lainnya adalah terus berinovasi dengan mengikuti selera yang terus berkembang. Kemudian dengan menonjolkan kualitas dan keunikan dari produk UMKM.

“Produk yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kualitas standar, tapi kualitas cerita, bahwa makanan ini adalah organik, bahwa tenun ini adalah ramah lingkungan, bahwa kerajinan ini mempunyai nilai heritage yang harus dijaga. Pelaku UMKM menyumbang sebagian besar lapangan kerja di Indonesia, serta menjadi motor penggerak bagi ekonomi daerah dan penyangga ketahanan ekonomi nasional,” ucap Juda.

Sebagaimana diketahui, Gernas BBI dan GBBWI 2024 merupakan rangkaian pagelaran Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2024 dengan Bank Indonesia (BI) sebagai campaign manager yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut). Kegiatan ini menggandeng berbagai stakeholder seperti kementerian, perbankan, penyelenggara jasa sistem pembayaran (non bank), top brands, Dekranasda, dinas dan asosiasi terkait.

Turut hadir pada pagelaran KKSU, di antaranya Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Odo RM Manuhutu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut IGP Wira Kusuma, Forkopimda Sumut, sejumlah konsulat negara sahabat dan konsulat kehormatan, akademisi, pelaku UMKM dan stakeholder lainnya. (Ucok).

Komentar