MEDAN – Sebagai wadah musyawarah para ulama, zauma dan cendikiawan muslim, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan saat ini memainkan peran yang semaakin signifikan dalam menjaga kerukunan hidup antara pemeluk agama yang berbeda. Artinya posisi MUI makin krusial di tengah banyaknya potensi perpecahan yang bisa merusak tatanan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“MUI harus menjadi elemen pemersatu bangsa sekaligus menjadi elemen pemersatu bangsa sekaligus menjadi elemen yang memperkuat posisi umat Islam di tanah air, seraya terus membina toleransi dan kerukunan antar umat beragama,” kata Wali Kota Medan Bobby Nasution diwakili Asisten Pemerintah dan Sosial Muhammad Sofyan ketika menghadiri Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) III MUI Kota Medan di hotel Madani, Kamis (31/08).
Ditambahkan Sofyan, MUI Kota Medan harus mampu menjadi organisasi ini sebagai sumber rujukan atas beragam permasalahan yang dihadapi umat muslim. Apalagi kini makin banyak hadist palsu dan aliran agama sesat yang bisa menyesatkan umat yang kurang ilmunya. Untuk itu, MUI sebagai organisasi harus terus diperkuat agar solidaritas di tubuh MUI semakin padu.
“Mukerda III merupakan kegiatan yang sangat penting bagi MUI. Kami berharap kegiatan ini mampu merumuskan beragam hal yang signifikan dalam pengembangan organisasi dan menghasilkan program yang terbaik untuk umat,” jelas Sofyan.
Menurut Sofyan yang juga Plt Kepala Kesbangpol Kota Medan kerjasama dan sinergi maupun kolaborasi antara ulama dan umaro adalah satu kunci keberhasilan pembangunan di masyarakat. Oleh karena itu, Pemko Medan senantiasa menanti saran, kritikan maupun masukan dari MUI Kota Medan untuk segenap program pembangunan yang sedang dan akan dilakukan di kota Medan.
“Melalui kerjasama dan kolaborasi yang harmonis, kita inshaAllah akan mampu mewujudkan berbagai program dan impian untuk menjadikan masyarakat kota Medan menuju kota yang penuh berkah, maju dan kondusif,” ujar Sofyan.
Ketua MUI Kota Medan Dr KH Hasan Matsum MAg mengatakan, program kerja yang disusun melalui Rakerda ini diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan keumatan sesuai dengan Visi dan Misi MUI Kota Medan. Visi MUI adalah memuliakan Islam dan umat Islam untuk mewujudkan khairu ummah (umat yang terbaik) dan tema Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
“Dengan tema itulah pengurus MUI Kota Medan menyusun program-program kerja seperti penyuluhan penguatan moderasi beragama, safari Ramadhan, Forum Group Diskusi dan pekan kuliner halal, sehat dan aman,” Jelas Ketua MUI.
Menurut Hasan Matsum, fenomena yang diresahkan masyarakat saat ini adalah persoalan kenakalan remaja yakni geng motor, begal, dan pemakaian narkoba. Persoalan ini juga menjadi bagian pembahasan dalam Rakerda.
“MUI harus sensitif dalam persoalan ini dan hadir di tengah-tengah umat untuk memberikan pencerahan agar generasi ke depan terbebas dari kenakalan remaja,” ujarnya.
Hasan Matsum menambahkan, program kerja MUI Kota Medan pada 2024 akan dicanangkan “Majelis Ulama Indonesia Menyapa”, yakni seluruh pengurus MUI Kota Medan dan Kecamatan untuk turun ke tengah-tengah masyarakat.
“Sebagai langkah awal pengurus MUI Kecamatan di Medan akan tampil sebagai pembina upacara di sekolah-sekolah setiap hari Senin memberikan tausiah kepada siswa agar jauh dari segala macam kejahatan remaja,” sebutnya.
Hadir dalam Mukerda III MUI Kota Medan, Kakankemenag Kota Medan Impun Siregar, Dewan pertimbangan Mohd Hatta, Dato’ Sri Syamsul Arifin, Zulfikar Hajar, KH Amiruddin dan ketua panitia Burhanuddin Damanik.- (Ucok).
Komentar