Konsep Baru, Diprediksi Jadi Lifestyle & Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
klikmedan.id|| Medan.
Keinginan Wali Kota Medan Bobby Nasution menjadikan ibukota Provinsi Sumatera Utara ini sebagai Medical Tourism menuai dukungan. Sebab, gagasan orang nomor satu di Pemko Medan itu dinilai dapat menggerakkan roda perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19. Di samping itu Medical Tourism juga dianggap dapat menjadi stimulus bagi kebangkitan sektor pariwisata lainnya sehingga nantinya berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Saya sangat setuju atas kebijakan Pak Wali yang ingin mengembangkan wisata medis di Kota Medan. Yang kita ketahui Medical Tourism suatu konsep baru di bidang medis dan diprediksi akan menjadi lifestyle dan mempunyai potensi besar untuk dikembangkan saat ini,” kata Dr Wan Suryani SE MSi selaku Dekan IV Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Medan Area (UMA) saat dihubungi kemarin.
Menurut Suryani, Medical Tourism intinya perjalanan seseorang ke luar negeri untuk tujuan mendapatkan perawatan kesehatan baik general check up, treatment maupun rehabilitasi. Saat ini, ungkapnya, kesadaran masyarakat Kota Medan terhadap masalah kesehatan menunjukkan tren positif. Indikasinya, ungkapnya, melalui pengeluaran di bidang kesehatan yang mencapai 337 dolar AS per kapita pada tahun 2018, serta peningkatan Foreign Direct Investment di bidang kesehatan.
“Hal ini menandakan bahwa sektor kesehatan Indonesia memiliki peluang investasi yang menjanjikan di masa depan,” ungkapnya.
Selama ini, papar Suryani, warga Kota Medan banyak diketahui berobat ke luar negeri guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima ditopang peralatan kesehatan dengan teknologi tinggi. Kondisi ini terjadi, prediksinya, akibat kurang percayanya masyarakat akan kualitas dan pelayanan kesehatan di Kota Medan.
“Dengan Medan Medical Tourism (MMT) ini, kita harapkan dapat meminimalisasi ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi medis yang ada di Kota Medan. Di samping itu tentunya dapat meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian Kota Medan,” paparnya.
Oleh karenanya Suryani menilai, langkah yang dilakukan Bobby Nasution sudah tepat dan harus didukung penuh. “Saya mendukung kebijakan Pak Wali untuk mewujudkan program MMT. Jika terwujud dan berkembang, tidak menutup kemungkinan terjadinya persaingan yang ketat antara rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan produk layanan unggul sehingga dapat menarik minat pasien asing untuk datang berobat,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan dan perkembangan MMT, imbuh Suryani, diperlukan sebuah kebijakan dan regulasi dari Pemko Medan melalui OPD terkait yang mengatur penerapannya sebagai bentuk jaminan terhadap pasien atau jasa penyedia layanan. Dikatakannya, regulasi ini sebagai kontrol terhadap kualitas layanan yang diberikan sehingga para pasien mendapatkan jaminan dan kesamaan dalam pelayanan berkualitas prima.
Selanjutnya Suryani menambahkan, konsep kolaborasi merupakan langkah tepat yang dilakukan dalam pengembangan MMT. Pemko Medan, bilangnya, membutuhkan kolaborasi bukan hanya dari pihak rumah sakit, tapi juga berbagai pihak yang mampu membuat jejaring penting guna menguatkan pelayanan kesehatan bagi pasien luar yang akan berobat.
Diungkapkan Suryani, banyak faktor yang dapat meningkatkan minat pasien asing untuk datang berobat, di antaranya kualitas layanan, teknologi medis yang digunakan, kemudahan akses infrastruktur, stabilitas politik, ketersediaan staf medis yang berpengalaman di level internasional dan lain sebagainya. Selain itu, lanjutnya, kolaborasi pihak terkait untuk mempromosikan MMT juga sangat penting dilakukan dengan selalu melakukan updating website rumah sakit dengan informasi-informasi terbaru tentang layanan rumah sakit tersebut.
“Dalam mengembangkan MMT, saran saya Pemko Medan harus membuat sistem pelayanan yang terstandarisasi, penerapan teknologi berkualitas baik, penguasaan bahasa asing bagi staf rumah sakit serta peningkatan kualitas dari tenaga medisnya yang berlevel internasional,” sarannya menuntaskan pembicaraan.
Seperti diketahui, Bobby Nasution ingin segera mewujudkan MMT. Guna mewujudkan hal itu, ia berharap adanya kolaborasi dengan semua pihak. Salah satunya Pemko Medan telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan 7 rumah sakit yang ada di Kota Medan yaitu Rumah Sakit Murni teguh, Putri Hijau, Adam Malik, Siloam, Columbia, USU dan Pringadi.
“Untuk itu mari kita gali potensi yang ada, sehingga melalui MMT ini, wisata lainnya yang ada di Kota Medan secara tidak langsung akan ikut terbantu. Oleh karena itu, mari kita berkolaborasi agar dapat mensukseskan program ini nantinya. Sebab, MMT erat kaitannya dengan kolaborasi guna memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat,” kata Bobby Nasution.
Apabila program MMT dapat berjalan dengan baik, jelas Bobby, tentunya akan mendorong pergerakan ekonomi, khususnya di rumah sakit maupun wisata lainnya. “Pemko Medan sudah mencoba untuk meningkatkan pergerakan ekonomi di Kota Medan dari kota perdagangan dengan coba membuka beberapa potensi yang ada lainnya. Tentunya ini membutuhkan peran semua guna mewujudkannya,” jelasnya.(Sr)
Komentar