klikmedan.id || Medan.
Terobosan terus dilakukan Wali Kota Medan Bobby Nasution demi melindungi warganya agar tidak terpapar Covid-19. Salah satunya dengan terus gencar melaksanakan vaksinasi, sebab vaksinasi merupakan salah satu cara yang dapat membentuk herd immunity sehingga dapat menjaga imunitas tubuh seseorang. Selain warga, orang nomor satu di Pemko Medan itu juga mengistruksikan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk masif melakukan percepatan vaksinasi bagi para pelajar, khususnya yang berusia 12-18 tahun serta para guru. Hal ini dilakukan guna memberikan rasa aman saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang telah diizinkan kembali sejak 11 Oktober 2021.
Khusus untuk pelajar, Bobby Nasution pun langsung menargetkan vaksinasi yang dilakukan harus dapat mencapai 5.000 orang pelajar perharinya. Atas kerja keras yang dilakukan tersebut, capaian vaksinasi terhadap para pelajar saat ini telah mencapai angka 80 persen dari jumlah total 105.651 pelajar SMP di Kota Medan.
Sedangkan capaian vaksinasi terhadap guru yang berada di bawah wewenang Dinas Pendidikan Kota Medan yakni TK/PAUD, SD dan SMP, Pemko Medan telah memvaksin sebanyak 86 persen tenaga pendidik. Sedangkan guru yang belum divaksin, sebagian karena adanya komorbid maupun sedang hamil dan masuk dalam batas kehamilan yang tidak boleh divaksin.
Dikatakan Bobby Nasution, penyebaran Covid-19 tidak hanya bisa terjadi dari dalam sekolah saja, tapi juga dari luar sekolah. Saat para siswa sudah keluar dari gerbang sekolah, jelasnya, mereka sudah tidak menjadi tanggung jawab guru-gurunya lagi. Takutnya, ungkap Bobby, saat berada di angkutan kota (angkot) atau nongkrong di luar setelah pulang sekolah, para siswa tertular virus Corona. “Salah satu upaya mengatasinya tentunya melalui vaksinasi,” kata Bobby Nasution baru-baru ini.
Selain vaksinasi, Bobby Nasution juga minta agar masing-masing sekolah melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat serta membentuk Satgas Covid-19 yang bertugas melakukan pengawasan secara ketat. Selain mencegah terjadinya penyebaran virus sekolah, juga sebagai upaya mencegah terjadinya klaster pelajar. Hal itu dilakukan karena ini lebih mengutamakan kesehatan siswa, termasuk para guru.
“Yang perlu dipastikan lagi bukan hanya anak-anaknya saja yang wajib disiplin menerapkan prokes, tetapi guru-guru juga harus taat prokes guna mencegah terjadinya penyebaran Covid-19,” tegas Bobby Nasution.
Pengamat Pendidikan Kota Medan Dr Hj Fitriani Manurung MPd memuji langkah cepat yang dilakukan Bobby Nasution dalam percepatan vaksinasi guru dan pelajar. Sebab, semakin tinggi angka vaksinasi, maka semakin aman proses PTM. “Instruksi Pak Wali benar sekali. Prokes harus dijalankan dengan penuh disiplin, sedangkan vaksinasi berperan untuk meminimalisir terjadinya penyebaran Covid-19,” jelas Fitriani.
Menurut Fitriani, sekolah merupakan tempat membangun budaya. Di tengah pandemi ini, prokes 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) merupakan budaya baru yang harus dijalankan. Melalui proses pendisplinan prokes 3M yang ketat dan disiplin, ungkapnya, harapannya budaya sehat dan aman tumbuh di benak sanubari anak-anak.
“Mereka akan menjadi terbiasa dan terlatih untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya masing-masing. Sebab, semua orang tidak tahu sampai kapan pandemi ini berlangsung. Semakin baik menjalankan prokes 3M, maka roda kehidupan bisa berjalan dan ekonomi bergulir, pendidikan berlangsung, masyarakat mendapat pendapatan serta anak-anak bisa mendapatkan pendidikan,” ungkapnya.
Jadi pelaksaan prokes 3M yang ketat, tegas Fitriani, tidak bisa dipandang hanya untuk mencegah klaster sekolah, tetapi juga untuk membangun budaya sehat dan aman di masa depan. Agar prokes berjalan dengan baik, ia mengatakan, unsur pengawasan menjadi kuncinya. Untuk itu harapnya pengawasan sebaiknya dilakukan pihak internal dan eksternal sekolah. “Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam mengawasi pelaksanaan prokes di sekolah, menjadi kunci penting untuk memastikan sekolah aman dan sehat,” jelasnya.
Kemudian Firiani menilai, Bobby Nasution sukses mempercepat vaksinasi bagi para guru dan pelajar serta memperkuat prokes di sekolah-sekolah. Sebab, percepatan vaksinasi dan memperketat prokes ini dinilai sebagai salah satu kunci untuk memberi rasa aman bagi para guru dan pelajar pada saat PTM berlangsung. Apalagi, ungkapnya, mencapai angka vaksinasi pelajar sebanyak 80% dan guru sebanyak 86% itu bukanlah perkara mudah. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari ketersediaan vaksin, vaksinator dan warga sekolah yang mau divaksin.
“Pak Wali sukses di tiga bidang ini, mulai menyediakan vaksin yang cukup, pendistribusian yang baik serta berhasil mendorong kepercayaan warga sekolah untuk mau divaksin,” paparnya.
Diakui Fitriani, tingginya angka vaksinasi yang telah dicapai akan membuat lebih percaya diri dalam melakukan PTM. Rasa percaya diri ini, jelasnya, akan membuat lebih merasa aman dan nyaman. “Namun harus terus diingat, vaksin tidak membuat kita kebal dan masih bisa terpapar virus Corona. Apalagi mutasi virus ini masih terus berlangsung, jadi masih banyak kemungkinan kita terpapar Covid-19 dengan varian yang lebih membahayakan. Jadi vaksinasi harus selalu diikuti dengan pelaksanaan prokes 3M yang ketat,” terangnya.(Sr)
Komentar