Medan (klikmedan.id)
Wali Kota Medan Bobby Nasution telah siapkan strategi guna tingkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Medan. Sebab, dibutuhkan anggaran besar guna memberhasilkan seluruh program pembangunan yang telah direncanakan. Termasuk, mendukung suksesnya lima program prioritas utama yang meliputi sektor kesehatan, kebersihan, jalan rusak, penanganan banjir serta penataan kawasan heritage yang akan dijadikan sebagai pasar UMKM untuk membangkitkan perekonomian.
Adapun langkah strategis yang telah dipersiapkan Bobby Nasution, di antaranya melakukan digitalisasi guna mencegah terjadinya kebocoran anggaran dengan meluncurkan e-parking di salah satu kawasan Kesawan. Melalui e-parking, retribusi parkir langsung masuk kas daerah.
Selain e-parking, sebelumnya penerapan digitalisasi sudah dilakukan untuk pembayaran uji kendaraan bermotor (KIR) di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Dinas Perhubungan (Dishub) di Terpadu Amplas. Selama ini, pembayaran KIR dilakukan tunai, tapi sejak Bobby Nasution melaunching Uji KIR Non Tunai menggunakan QRIS dan QREN.
Selain digitalisasi, Bobby Nasution juga telah membuat strategi lainnya dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat Kota Medan dalam pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB). Selama ini, pengurusannya harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (DPKPPR) Kota Medan dan memakan waktu 21 hari, tapi kini, pengurusannya hanya di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) sehingga hanya memerlukan waktu 14 hari.
“Jika selama ini mengurus IMB lama, sekarang jadi lebih singkat. Saya sudah menginstruksikan untuk dilimpahkan ke DPMPTSP, tidak lagi menunggu rekomendasi dari DPKPPR. Jadi, waktu penyelesaiannya bisa lebih cepat. Saya minta, pengurusan IMB harus bisa selesai dalam 14 hari, kalau bisa di bawah itu lagi,” kata Bobby Nasution ketika melakukan sidak ke Kantor DPMPTSP beberapa waktu lalu.
Kedua langkah strategis ini harus didukung dengan dilakukannya reformasi birokrasi. Bobby Nasution langsung menindak tegas aparaturnya yang kedapatan melakukan pungutan liar (pungli) kepada masyarakat. Itu sudah dibuktikan Bobby Nasution dengan memecat Lurah Sidorame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan Hermanto beserta Kasi Pembangunan Dina Simanjuntak.
Guna mencegah terjadinya pungli di lingkungan Pemko Medan, Bobby Nasution juga mengreaktifasi Tim Saber Pungli. Tim ini diharapkan mampu membuat Kota Medan terbebas dari segala bentuk pungutan liar, sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berbagai kegiatan publik, perizinan, kepegawaian, pendidikan, pengadaan barang dan jasa serta menindaklanjuti pungli yang dilaporkan oleh masyarakat.
Upaya Bobby Nasution untuk meningkatkan PAD Kota Medan dengan melakukan sejumlah strategi mendapat apresiasi penuh Direktur Eksekutif Suluh Muda Indonesia (SMII) Kristian Redison Simarmata. Redison menilai, langkah yang dilakukan Bobby Nasution sangat tepat dan efektif karena mendorong transparansi penerimaan PAD. Sebab, sistem tunai yang selama ini dilakukan Pemko Medan, sering mengakibatkan kebocoran serta terjadinya tindak kecurangan lainnya.
“Sebenarnya, kehadiran sistem ini yang kita harapkan. Walaupun agak terlambat, karena kota lain seperti Surabaya sudah menerapkan sistem ini sejak tahun 2002. Meskipun begitu, langkah yang diambil Wali Kota ini sudah benar. Kita berharap kedepannya dilakukan proses monitoring dan evaluasi yang cukup ketat baik dalam uji KIR, e-parking serta pengurusan IMB,” ujar Redison.
Lebih lanjut, Redison juga mengungkapkan, dengan adanya pemberlakuan sistem e-parking dapat mengurangi parkir liar yang selama ini merajalela dan meresahkan masyarakat di Kota Medan. Disamping itu, imbuhnya, Pemko Medan juga dapat menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat.
Selanjutnya, Redison menyarankan kepada Wali Kota untuk mendorong seluruh OPD yang terkait dengan penerimaan anggaran daerah sebaiknya menerapkan sistem non tunai. Sebab, saat ini, hampir rata-rata masyarakat sudah menggunakan pembayaran non tunai. Di samping itu juga, untuk mendorong Kota Medan menjadi smart city, seperti yang diinginkan Wali Kota.
Terkait reformasi birokrasi, Redison juga menilai langkah yang diambil Bobby Nasution sudah sangat tepat. Sebab, wajah terdepan seorang Wali Kota ini sebenarnya adalah perangkat yang ada di bawahnya, mulai dari kepala lingkungan (kepling), lurah, hingga camat yang jelas dirasakan langsung oleh masyarakat. Untuk itu, Redison berharap kepada Wali Kota agar benar-benar melakukan pengawasan sehingga wajah Kota Medan lebih baik lagi.
Redison menilai, Wali Kota yang terbilang cukup muda dan memiliki pengetahuan yang luas serta telah melakukan sejumlah gebrakan dalam upaya menjadikan Kota Medan lebih baik ke depannya, diharapkannya dapat menjadikan Kota Medan sebagai smart city, nyaman dan efektif dalam menghadapi semua persoalan yang ada.(Sr)
Komentar